MENCINTAI NABI VIA MAULID, MENCINTAI NU VIA PELANTIKAN PAC FATAYAT NU.
Penulis : R. Denden NM.
Sumedang, 15 November 2020
Dalam mobilisasi kegiatan programnya MWC NU Tanjungsari membentuk Pengurus Anak Cabang Fatayat NU sekitar dua minggu yang lalu. Hari ini Minggu 14 November 2020 PC FATAYAT NU telah melantik PAC Fatayat NU Kecamatan Tanjungsari sebagai Badan Otonom daripada ormas keagaaman & sosial daripada Nahdlautul Ulama.
Dan Ketua terpilihnya adalah sahabat
Hj. Nurhamidah, S.Pd.I,. MM.Pd,.
wakil ketua I : J. Zuwita
Wakil Ketua II :
Yayet Suryati
Sekretaris :
Aulia Kamila Nur Aisyah
Bertepatan dgn Helaran Maulid Nabi Muhammad saw bertempat di Ponpes Miftahul Falah Desa Jatisari Kec. Tanjungsari. Dihadiri oleh 80 orang. Berkenan hadir pula Mustasyar MWC NU KH. Drs. E. Muhyiddin, Rois Syuriah MWC NU tanjungsari KH. Didin Sahidin, S.Pd., serta Ketua Tanfidziyah Denden Nur Mushoffa.
Rois NU Kec. Tanjungsari menegaskan dalam ceramahnya tentang keikhlasan dalam berhidmah di organisasi Nahdlautul ulama semata-mata hanya karena ingin Ridlo Alloh, sebagaimana keikhlasan kita setiap bulan Rabi'ul awal selalu memperingati kelahiran Baginda Agung Muhammad saw.
Didin Sahidin, mengungkapkan cara berharokah di NU harus memiliki sifat Tawaddlu. Yakni merendahkan hati dihadapan Alloh dan guru yang telah mengajarkan kita dalam ketakwaan kepada Alloh SWT. Maupun guru dalam hal ini ada ulama pendahulu yang telah mengajarkan kita memahami amaliyah NU dan cara berorganisasi sesuai dengan metode yang tercantum PD/PRT organisasi Fatayat NU.
Hal senada diarahkan oleh Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang Kec. Tanjungsari, R. Denden Nur Mushoffa jika ingin MENGAKU NU HARUS SEJALAN DENGAN NU DALAM 4 ( EMPAT ) HAL.
1. AMALIYAH Nahdlatul Ulama’ merupakan organisasi islam yang mengusung ideologi Ahlussunnah Wal jama’ah. Yakni ideologi yang menjaga kemurnian Islam dengan berpegang pada Sunnah Nabi dan Para Sahabat.
Dengan terdisiplinkannya melalui sanad ilmu yang jelas, dengan ciri-ciri, bermadzhab pada salah satu Madzhab Fiqih yang 4 yaitu,
Hanafi, Maliki, Syafi’i Dan Hanbali.
Ber-aqidah sesuai dengan aqidah Islam yang diajarkan Rosululloh SAW.
Kedisiplinannya harus sesuai dengan Manhaj Imam, Abu Hasan Al-Asy’ari Dan Imam Abu
Manshur Al-Maturidi.
Bertasawuf disiplinnya sebagaimana yang telah dirumuskan oleh, Imam Al-Ghozali Dan Imam JUNAIDI Al
Baghdadi, sehingga bisa dikatakan, bukan orang NU apabila amaliyahnya bukan amaliyah Ahlussunnah Wal Jam’ah, apalagi bila sampai menyerang amaliyah Ahlussunnah Wal Jama’ah, itu jelas bukan NU.
2. FIKROH (Pemikiran)
Dalam cara pandang atau berfikir, Nahdlatul Ulama’ senantiasa mengusung nilai-nilai yang berhaluan pada konsep, Tasammuh (toleran), Tawassuth (pertengahan), Tawazun (seimbang) Dan Mu’addalah (adil).
NU harus senantiasa teduh, tidak condong pada pemikiran liberal, tidak pula pada radikal.
Bersama konsep tersebut, orang NU sejatinya tidak akan mudah kagetan, dan tidak akan terjebak pada jurang pemikiran yang kaku, maka dengan demikian, bisa dikatakan bahwa bukan NU apabila ada orang yang berfikir liberal, apalagi radikal.
Orang yang melakukan aksi terorisme, meyimpan bom untuk melakukan kerusakan, mudah menyembelih orang (bahkan divideo), akibat pemikiran sadisnya, maka itu bukanlah cara berfikir orang NU.
3. HAROKAH (Gerakan)
Menjadi NU tentu harus bergerak sesuai dengan cara NU.
Gerakan NU yang baik adalah gerakan yang selaras dan satu koordinasi dengan keorganisasian NU.
Siapapun bisa bergerak untuk NU, bisa berjuang bersama struktural, maupun hanya sebagai kultural.
Maka tidak dibenarkan, ada orang mengaku NU, namun malah masuk dalam gerakan atau organisasi yang justru bertentangan dengan gerakan NU.
Terlebih masuk kepada gerakan yang ingin menghancurkan NU, maka hal demikian adalah celaka besar, na’udzubillah.
4. GHIROH (Semangat)
Untuk Nahdliyyin semua, “Kuatkan hati kita, tetapkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.”
Kita yakini bahwa NU adalah rumah besar kita. Rumahnya para ulama’, kiyai, santri, dan bahkan seluruh masyarakat muslim Indonesia yang sebagian besarnya adalah masyarakat NU.
Kita yakini bahwa kita lahir sebagai orang NU, tumbuh besar sebagai orang NU, dan akan mati sebagai orang NU, jangan ada keraguan dalam hati kita untuk merawat NU dan menetapkannya, kuatkan semangat kita. Terutama dalam menghayati dan mengamalkan UUD 45 & FALSAFAH Negara yakni PANCASILA.
Pelantikan PAC FATAYAT NU KEC. Tanjungsari ini dihadiri sekaligus dilantik oleh perwakilan dari Pengurus PC Fatayat NU Kab. Sumedang yaitu Sahabat R. Hotimah, S.P.
Halida Sofiah Nur, SPd. MPd.,
Lina Marlina, S.Ag.
Hotimah menandaskan setelah disahkan menjadi pengurus PAC FATAYAT NU Kec. Tanjungsari maka untuk menjalankan roda organisasi ini harus ada program kegiatan rutin minimal satu bulan sekali yang terpusat di Masjid Besar Kecamatan untuk menunjukkan bahwa eksistensi organisasinya bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh internal pengurus PAC secara lebih luas manfaat terasa oleh muslimin & muslimat di Kecamatan Tanjungsari. Hoti, demikian panggilan akrabnya, memperkenalkan yel-yel khusus bagi Fatayat NU agar mengenal Fatayat NU secara ideologis.
"Siapa Kita? dijawab oleh hadirot dengan gegap gempita ;
"Fatayat NU "Tanjungsari!!"
"Fatayat NU Tanjungsari?"
"Bersatu, Mandiri, Berprestasi!!
Akhir acara ditutup dengan doa oleh Mustasyar MWC NU Tanjungsari KH. Drs. E. Muhyiddin.
Komentar
Posting Komentar